Gelombang likuidasi mengirimkan banyak token jatuh hari ini, memicu spekulasi di kalangan lingkaran kripto. Berbeda dengan teori awal, ini bukanlah aksi jual terkoordinasi oleh pembuat pasar seperti Wintermute - itu adalah keruntuhan struktural yang dipicu oleh pembaruan margin diam-diam dari Binance.
Selama beberapa hari, pasar tampak sangat tenang, dengan minat terbuka yang diam-diam mengumpul di kontrak berjangka permanen. Pedagang telah membangun posisi ke arah yang sama, membuat lingkungan yang sangat terleverage. Kemudian datanglah penyesuaian tingkat margin Binance yang tidak diumumkan, sebuah pergeseran halus tetapi kuat yang memaksa penghitungan ulang pada akun cross-margin.
Hasilnya? Reaksi berantai yang menggelinding. Likuidasi menghantam satu posisi perp, memicu batas kerugian, memaksa lebih banyak likuidasi, dan akhirnya tumpah ke pasar spot. Buku pesanan yang tipis memperbesar pergerakan, membuat token seperti ACT, DEXE, HIPPO, BANANA, LUMIA, dan QUICK jatuh bebas.
Dompet Wintermute aktif selama crash, membuat beberapa orang menganggap pembuat pasar berada di balik aksi jual tersebut. Namun, data on-chain menunjukkan mereka terjebak dalam kekacauan, bukan mengorkestrasikannya. Analis yang melacak ini melalui Arkham Intelligence menunjukkan dompet ini: Arkham Explorer.
Peristiwa ini menyoroti kelemahan pasar yang utama—ketika pedagang menumpuk dalam posisi yang sama, bahkan penyesuaian kecil di tingkat bursa dapat memicu likuidasi berantai yang tak terkendali. Ini menggarisbawahi perlunya pembuat pasar dan pedagang besar untuk menjaga kesadaran backend lebih dari sekadar model harga sederhana.
Ini bukanlah aksi jual yang dipicu oleh kepanikan. Ini adalah keruntuhan struktural, pengingat keras tentang betapa rapuhnya pasar leverage bisa jadi.