Pasar cryptocurrency kecerdasan buatan mengalami penurunan tak terduga setelah Konferensi Teknologi GPU Nvidia yang sangat dinantikan, bertentangan dengan harapan investor akan reli sektor ini. Meskipun presentasi CEO Jensen Huang tentang teknologi chip AI mutakhir, sektor kripto AI turun 2,8% dalam kapitalisasi pasar setelah pidato utama pada 18 Maret.
Saham Nvidia mencerminkan kekecewaan tersebut, jatuh 3,4% pada hari Selasa sementara berkontribusi pada penurunan tahun-kalender sebesar 14,0%.
Konferensi yang diadakan di San Jose, California ini secara historis berfungsi sebagai katalisator untuk pergerakan pasar dalam industri teknologi dan AI. Huang meluncurkan chip Blackwell Ultra yang dijadwalkan rilis pada akhir 2025, bersama dengan peta jalan jangka panjang yang menampilkan chip Vera Rubin dan Rubin Ultra yang direncanakan pada 2026 dan 2027 masing-masing. Kemajuan ini berfokus terutama pada kemampuan penalaran AI dan pengembangan sistem otonom.
"Dua hingga tiga tahun terakhir telah melihat terobosan mendasar dalam AI. Kami menyebutnya AI agenik," ujar Huang selama presentasinya.
Sang CEO sebelumnya telah mencirikan agen AI sebagai peluang bernilai triliunan dolar, komentar yang telah memicu kenaikan awal dalam token agen AI. Setelah laporan pendapatan kuartal keempat Nvidia yang kuat pada Februari, token AI mengalami momentum naik yang signifikan, menciptakan ekspektasi yang tinggi untuk hasil serupa dari konferensi ini.
Namun, respons pasar terbukti hangat. Meskipun delapan dari 10 koin AI teratas tercatat mencatatkan kenaikan moderat, sektor yang lebih luas gagal menghasilkan pergerakan positif yang substansial. AI Applications mengalami dampak paling parah dengan penurunan 17,6% setelah presentasi utama.
Segmen lain menunjukkan performa negatif dengan tingkat yang bervariasi. Sektor Peluncuran AI Agent mengalami penurunan 9,5%, sementara AI Agents turun 7,7%. Sektor AI Framework menurun 2,1%, dan Ekosistem Bittensor mengalami penurunan lebih moderat sebesar 1,7%.
Kinerja pasar Nvidia terjadi di tengah tekanan sektor teknologi yang lebih luas yang didorong oleh ketidakpastian makroekonomi dan sentimen investor yang berubah. Munculnya pesaing seperti DeepSeek dari China, yang awal tahun ini mengklaim telah mengembangkan chatbot AI yang hemat biaya, mungkin juga mempengaruhi persepsi pasar terhadap posisi Nvidia di sektor AI.
Hasil konferensi menimbulkan pertanyaan tentang korelasi antara pengumuman kemajuan teknologi dan kinerja pasar dalam ruang kecerdasan buatan yang berkembang pesat. Meskipun inovasi Nvidia yang terus berlanjut dalam teknologi chip, respons investor menunjukkan pendekatan yang lebih hati-hati terhadap penilaian baik dalam saham perusahaan maupun pasar cryptocurrency terkait.