Crypto masih merupakan konsep yang kabur bagi sebagian besar orang Jerman. Misalnya, sebuah survei baru-baru ini oleh bank sentral Jerman mengungkapkan negara yang terpecah mengenai euro digital.
Hanya 13% orang Jerman yang mengungkapkan dukungan jelas terhadap mata uang digital. Sebagian besar, 56%, mengakui tidak memahaminya sama sekali. Hanya 17% responden yang menyadari apa itu euro digital.
Ada juga perlawanan yang signifikan di antara mereka yang memahami konsep tersebut. Sekitar 30% mengungkapkan penolakan terhadap euro digital. Kekhawatiran berkisar dari masalah privasi hingga skeptisisme tentang kebutuhannya.
Kurangnya kesadaran ini bisa menghambat rencana Bank Sentral Eropa (ECB) untuk peluncuran euro digital pada tahun 2026.
Euro digital bertujuan untuk melengkapi uang tunai dan sistem perbankan tradisional. Ini dibayangkan sebagai sarana untuk memodernisasi sistem keuangan. Namun, survei menunjukkan bahwa banyak orang Jerman belum yakin dengan manfaatnya. Skeptisisme ini bisa memperlambat proses adopsi.
Menariknya, survei menemukan bahwa orang Jerman yang lebih muda lebih terbuka terhadap euro digital. Dukungan lebih tinggi di antara mereka yang berusia 18-29 tahun. Demografi ini bisa menjadi kunci untuk strategi masa depan ECB. Menargetkan populasi yang lebih muda dengan kampanye edukasi mungkin meningkatkan penerimaan secara keseluruhan.
Selain itu, survei mengungkapkan perbedaan sikap regional. Jerman bagian selatan menunjukkan lebih banyak perlawanan dibandingkan dengan wilayah utara. Perpecahan regional ini menunjukkan bahwa strategi lokal mungkin efektif dalam menangani kekhawatiran khusus.
Singkatnya, survei oleh bank sentral Jerman memberikan pandangan campuran untuk euro digital. Dengan sebagian besar orang Jerman tidak sadar atau skeptis, ECB menghadapi tantangan yang signifikan. Keterlibatan publik yang efektif dan edukasi akan menjadi kunci untuk mengatasi hambatan ini.