Bitcoin's layer-2 scaling networks, particularly rollups, mungkin tidak berkelanjutan dalam jangka panjang. Itu adalah kata dari Galaxy Research dalam sebuah laporan baru. Meskipun popularitas mereka sebagai metode untuk menjaga pembayaran Bitcoin tetap murah, cepat, dan terdesentralisasi, jaringan ini menghadapi tantangan signifikan.
Gabe Parker, seorang analis dari Galaxy, menyoroti biaya pemasangan data sebagai masalah utama. Dia menjelaskan ini dalam laporan yang diterbitkan pada hari Jumat. Rollups Bitcoin menggunakan blockchain sebagai "lapisan ketersediaan data". Mereka memasang data yang cukup bagi setiap node Bitcoin untuk merekonstruksi status jaringan rollup.
Tetapi inilah masalahnya: blok Bitcoin memiliki batas penyimpanan 4 megabyte (MB). Setiap transaksi pemasangan data dapat menggunakan hingga 0,4MB. Itu adalah 10% dari satu blok. Dengan beberapa rollup yang diharapkan sering memasang data, biaya di lapisan dasar bisa meroket.
Untuk bertahan, rollups perlu menghasilkan pendapatan substansial dari biaya jaringan mereka sendiri. Pendapatan ini harus datang dari pengguna yang bersedia membayar untuk transaksi layer-2. Ini adalah dunia yang keras. Rollups harus saling menyaningi dalam menghasilkan biaya untuk mendapatkan prioritas ruang blok.
Galaxy Research menghitung angkanya. Dalam lingkungan biaya rendah, rollups bisa menghadapi pengeluaran bulanan sebesar $460.000 untuk menjaga keamanan Bitcoin. Dalam skenario biaya tinggi, ini bisa membengkak menjadi $2,3 juta per bulan. Ya ampun!
Rollups bekerja dengan mengompresi banyak transaksi menjadi satu batch. Kemudian mereka memasang ringkasan kembali ke blockchain utama. Itu pintar, tetapi apakah itu berkelanjutan?
Alexei Zamayatin, salah satu pendiri "Build on Bitcoin" (BOB), berkomentar di Twitter. Dia percaya rollups Bitcoin bisa seefisien biaya dengan rollups Ethereum. Namun, dia berargumen agar tidak menggunakan rantai utama Bitcoin untuk ketersediaan data.
Sebagai gantinya, Zamayatin menyarankan menggunakan Celestia atau sidechain Bitcoin yang digabungkan. Ini lebih murah, tetapi ada tangkapan. Pendekatan ini mengorbankan sebagian dari desentralisasi dan keamanan penuh Bitcoin. Bicara tentang berada di antara batu dan tempat yang keras.
"Tidak ada yang akan menggunakan Bitcoin L2 jika mereka 100x lebih mahal daripada L2 Ethereum, hanya karena 'itu pada Bitcoin.' Kabar baiknya: Mereka tidak akan lebih mahal," tweet Zamayatin. Klaim yang berani, sobat.
Masa depan rollups Bitcoin tergantung di ujung tanduk. Itu akan bergantung pada inovasi berkelanjutan dalam kompresi data dan skalabilitas. Perlombaannya sedang berlangsung, dan hanya waktu yang akan memberitahu siapa yang akan keluar sebagai pemenang. Satu hal yang pasti: ini akan menjadi perjalanan yang seru.