Bitcoin berada di jalur untuk bull run besar, berpotensi mencapai $130,000 pada September 2025, menurut trader veteran Peter Brandt. Analisisnya bergantung pada peristiwa Bitcoin halving yang terjadi pada April 2024.
Secara historis, peristiwa halving ini telah menyebabkan kenaikan harga yang substansial. Halving mengurangi hadiah untuk menambang blok baru menjadi setengah, mengurangi pasokan Bitcoin baru yang memasuki pasar. Kelangkaan ini sering memicu kenaikan harga, seperti yang terlihat dalam siklus sebelumnya.
Brandt menunjukkan bahwa pasar bull Bitcoin sebelumnya biasanya mencapai puncaknya sekitar 16-18 bulan setelah peristiwa halving. Bull run saat ini, yang dimulai pada Desember 2022, menunjukkan pola serupa dengan yang terlihat sebelum halving sebelumnya. Sejak mencapai titik terendah $16,800 pada Desember 2022, Bitcoin telah melonjak lebih dari 300%.
Pertumbuhan mengesankan ini telah memicu spekulasi tentang kinerja masa depan cryptocurrency pasca-halving.
Namun, Brandt memperingatkan investor untuk tetap berhati-hati.
Meskipun tren sejarah menyediakan kerangka kerja yang berguna, mereka bukanlah prediktor yang sepenuhnya dapat diandalkan. Pasar cryptocurrency terkenal tidak stabil dan dipengaruhi oleh banyak faktor selain peristiwa halving. Kondisi ekonomi, perubahan regulasi, dan sentimen pasar semuanya dapat memainkan peran signifikan dalam pergerakan harga Bitcoin.
Selain analisis Brandt, pengamat pasar lainnya juga mencatat potensi untuk bull run. Faktor-faktor seperti adopsi mainstream yang meningkat, kemajuan dalam teknologi blockchain, dan minat yang meningkat dari investor institusional semuanya berkontribusi pada pandangan positif untuk Bitcoin. Elemen-elemen ini, ditambah dengan dampak historis dari peristiwa halving, memperkuat kasus peningkatan harga yang signifikan.