Co-founder Binance Changpeng Zhao menyerukan langkah bersama di seluruh industri untuk menghapuskan penipuan address poisoning.
Usulan tersebut followed insiden pada 20 Desember ketika seorang trader kehilangan 50 juta USDT setelah menyalin alamat palsu dari riwayat transaksi.
Zhao merinci tiga langkah: pemeriksaan otomatis wallet terhadap alamat beracun, berbagi daftar hitam secara real-time, dan memfilter transaksi spam.
Binance Wallet sudah menerapkan peringatan seperti itu.
Apa yang Terjadi
Korban pertama kali sent transaksi uji coba 50 USDT pada 20 Desember.
Dua puluh enam menit kemudian, mereka mentransfer 49.999.950 USDT ke alamat yang tampak seperti alamat yang sama.
Tujuannya adalah alamat yang dikendalikan scammer yang cocok dengan lima karakter pertama dan empat karakter terakhir dari alamat yang sah.
Alamat berbahaya tersebut mengeksploitasi cara wallet memendekkan alamat dengan elipsis, hanya berbeda di karakter tengah.
Penyerang menukar USDT yang dicuri menjadi DAI, lalu menjadi sekitar 16.690 ETH sebelum disetor ke Tornado Cash (TORN).
Korban menawarkan bounty on-chain senilai $1 juta untuk pengembalian dana.
Read also: Crypto M&A Activity Hits Record $8.6B Across 267 Deals In 2025
Mengapa Ini Penting
Serangan phishing represented ancaman kripto paling merugikan pada 2024.
CertiK melaporkan penyerang mencuri lebih dari $1 miliar dalam 296 insiden phishing.
Address poisoning menyumbang lebih dari 10% kasus pengurasan wallet pada 2025.
Modus ini mengeksploitasi kebiasaan pengguna yang hanya memeriksa karakter awal dan akhir alamat wallet.
Salah satu korban pada Mei 2024 kehilangan bitcoin terbungkus senilai $68 juta, tetapi dananya pulih setelah penyerang mengembalikannya karena tekanan dari para investigator.
Pencurian aset kripto mencapai $3,4 miliar pada 2025, menjadikan pencegahan sebagai hal yang sangat krusial.
Read next: Bitcoin Whale Deposits Drop 51% On Binance As Large Holders Reduce Transfers

