CEO Tether Paolo Ardoino menuduh pesaing mencoba menyabotase perusahaan. Dia mengklaim bahwa mereka mengejar strategi "Bunuh Tether" daripada bersaing secara adil. Tuduhan ini muncul saat anggota parlemen AS mempertimbangkan undang-undang stablecoin baru.
Dalam sebuah postingan pada 25 Februari di X, Ardoino menyatakan: "Sementara model bisnis pesaing kami seharusnya adalah membangun produk yang lebih baik dan jaringan distribusi yang lebih besar, niat sebenarnya mereka adalah 'Bunuh Tether.'" Dia menambahkan bahwa "setiap pertemuan bisnis atau politik yang mereka lakukan berakhir dengan niat ini."
Ardoino membela USDT sebagai "alat paling sukses untuk hegemoni Dolar AS dan distribusi di pasar berkembang." Dia menegaskan bahwa klaimnya tidak dibesar-besarkan. "Meskipun mungkin terdengar berlebihan, ini adalah fakta dan dilaporkan secara independen oleh ratusan orang di dalam dan di luar industri aset digital yang berhubungan dengan pemerintahan AS," tulisnya.
Kontroversi meningkat setelah komentar dari pendiri Framework Ventures, Vance Spencer. Spencer memperingatkan tentang undang-undang stablecoin yang akan datang yang dapat mencegah penerbit internasional mengakses pasar Treasury AS. Dia menggambarkan ini sebagai "penguasaan regulasi" di mana perusahaan yang berbasis di AS menggunakan pengaruh legislatif terhadap pesaing asing.
Tindakan semacam itu akan merugikan dominasi global dolar AS, argumen Spencer. Mereka akan menjauhkan penerbit stablecoin internasional seperti Tether.
Analis JPMorgan menyarankan bahwa Tether mungkin perlu menjual aset untuk mematuhi peraturan AS yang baru. Rekomendasi mereka mencakup menjual Bitcoin, logam mulia, surat berharga perusahaan, dan pinjaman yang dijamin. Para analis mengklaim 34% cadangan Tether tidak akan memenuhi persyaratan kepatuhan di bawah aturan yang diusulkan.
Dua kerangka kerja regulasi sedang dipertimbangkan. Undang-Undang STABLE akan menerapkan standar cadangan yang lebih ketat dan memungkinkan pengaturan di tingkat negara bagian. Undang-Undang GENIUS akan mengharuskan pengawasan federal terhadap penerbit besar sambil mengizinkan berbagai aset cadangan yang lebih luas.
Ketua Subkomite Aset Digital Bryan Steil berkomentar tentang upaya regulasi ini. "Dengan menerapkan struktur regulasi yang jelas untuk stablecoin pembayaran, kami bisa mendukung inovasi berkelanjutan, memperkuat posisi dolar AS sebagai mata uang cadangan dunia, dan melindungi konsumen serta investor," katanya.
Sementara itu, laporan menunjukkan bahwa USDT dari Tether mungkin menghadapi delisting di Crypto.com. Sembilan token lainnya juga bisa berisiko seiring tekanan regulasi meningkat pada sektor stablecoin.
Disclaimer: Informasi yang diberikan dalam artikel ini hanya untuk tujuan edukasi dan tidak boleh dianggap sebagai nasihat keuangan atau hukum. Selalu lakukan riset sendiri atau konsultasikan dengan profesional saat berurusan dengan aset cryptocurrency.