Circle, penerbit USDC stablecoin, telah mengumumkan pemutusan hubungan kerja yang mempengaruhi sekitar 6% dari tenaga kerjanya. Keputusan ini adalah bagian dari tinjauan internal yang lebih luas yang dilakukan selama periode yang bergejolak untuk industri cryptocurrency, yang telah melihat beberapa perusahaan mengurangi skala di tengah kondisi pasar yang berfluktuasi dan ketidakpastian regulasi.
Dalam upaya untuk menyederhanakan operasinya, Circle telah mengurangi tenaga kerjanya sebesar 6%, mempengaruhi kurang dari 53 karyawan berdasarkan jumlah karyawan pada bulan Juni yang berjumlah 882. Langkah ini selaras dengan tujuan strategis Circle untuk memperbaiki sumber daya sambil fokus pada inisiatif seperti kecerdasan buatan (AI) dan ekspansi global.
Penyesuaian ini mempersiapkan perusahaan untuk pertumbuhan jangka panjang, dengan rencana untuk penawaran umum perdana (IPO) yang masih di cakrawala. Pada bulan Mei, Circle telah memindahkan kantor pusatnya ke AS, menandakan niatnya untuk go public. Perusahaan tersebut baru-baru ini mengajukan rancangan pendaftaran rahasia untuk IPO dengan Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC).
CEO Jeremy Allaire menegaskan kembali komitmen Circle untuk go public, menyoroti upaya untuk menjangkau pasar swasta untuk modal. Ark Invest milik Cathie Wood mengungkapkan dalam buletin terbaru bahwa kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih bisa memfasilitasi IPO untuk perusahaan aset digital seperti Circle dan Kraken dengan meningkatkan kejelasan regulasi.
Pengurangan tenaga kerja Circle adalah bagian dari tren yang lebih besar yang diamati di industri kripto, di mana beberapa perusahaan telah memulai pemutusan hubungan kerja pada Q4 2024. Tidak seperti beberapa rekan, keputusan Circle berasal dari tinjauan efisiensi daripada tekanan keuangan.
Seorang juru bicara mencatat bahwa Circle secara terus-menerus mengevaluasi investasi dan pengeluaran untuk memprioritaskan area pertumbuhan, termasuk ekspansi geografis dan peningkatan produktivitas berbasis AI.
Perusahaan lain, seperti Consensys, juga telah melakukan pemutusan hubungan kerja, dengan alasan tekanan regulasi dari SEC sebagai katalisator. CEO Consensys Joseph Lubin menuduh SEC menghambat inovasi, mempengaruhi keputusan keuangan. Demikian pula, dYdX dan Kraken mengumumkan pemutusan hubungan kerja, menunjuk pada reorganisasi struktural dan penyesuaian strategis.
Kemerosotan dalam industri cryptocurrency menimbulkan pertanyaan tentang ketahanannya terhadap dinamika keuangan global yang berkembang. Dengan perusahaan seperti dYdX dan Consensys menghadapi tantangan meskipun adanya reli Bitcoin baru-baru ini, pengetatan regulasi dan peningkatan persaingan terus menguji kemampuan adaptasi sektor ini. Namun, sikap mendukung Presiden terpilih Donald Trump terhadap cryptocurrency berpotensi memperkuat lingkungan regulasi yang lebih menguntungkan di AS, meningkatkan inovasi dan investasi dalam aset digital.
Meskipun pemerintahan menunjukkan niat untuk memimpin dalam teknologi kripto, masih belum pasti apakah upaya ini akan meringankan tantangan ekonomi dan operasional yang dihadapi perusahaan saat ini.