Taiwan dapat memperkenalkan stablecoin pertama yang disetujui pemerintah pada paruh kedua 2026 paling cepat, kata Ketua Komisi Pengawas Keuangan (Financial Supervisory Commission/FSC) Peng Jin-long pada Rabu. Jadwal ini bergantung pada persetujuan legislatif atas Virtual Assets Service Act dan subsequent regulatory preparation.
RUU tersebut harus lolos dalam sesi saat ini di Yuan Legislatif dan disetujui pada sesi berikutnya jika proses berjalan lancar, kata Peng kepada told para legislator dalam sebuah rapat dengar pendapat. Setelah FSC mengumumkan peraturan pelaksana, akan ada tambahan masa tenggang enam bulan sebelum undang-undang tersebut berlaku.
Kabinet dijadwalkan meninjau undang-undang itu minggu ini, setelah tiga pertemuan sebelumnya yang menghasilkan “tingkat konsensus yang tinggi”, kata Peng.
Apa yang Terjadi
Kerangka regulasi Taiwan untuk stablecoin semakin mendekati implementasi ketika para pejabat pemerintah menguraikan jadwal terstruktur bagi mata uang digital teregulasi pertama di negara itu.
RUU rancangan tersebut mengacu pada regulasi Uni Eropa, Markets in Crypto-Assets Regulation, konfirmasi Peng. Meskipun undang-undang tersebut tidak secara eksplisit mewajibkan stablecoin diterbitkan oleh lembaga keuangan, FSC dan bank sentral secara bersama sepakat bahwa hanya lembaga keuangan yang akan diizinkan menerbitkannya pada tahap awal dari sudut pandang manajemen risiko.
Kerangka regulasi ini akan mewajibkan cadangan penuh, kustodi aset domestik, dan pemisahan yang jelas antara aset pengguna dan dana penerbit. Persyaratan ini bertujuan melindungi pengguna dan menyelaraskan dengan prioritas regulasi Taiwan.
Otoritas belum memutuskan apakah stablecoin akan dipatok ke dolar Taiwan atau dolar AS. Peng menyatakan kedua opsi tetap terbuka bergantung pada permintaan pasar di masa depan.
Mengapa Ini Penting
Keputusan soal patokan mata uang membawa implikasi besar bagi sistem keuangan Taiwan. Taiwan membatasi peredaran mata uangnya di luar negeri, dan bank sentral menerapkan kontrol ketat untuk mencegah transaksi dolar Taiwan di luar negeri.
Stablecoin yang didukung dolar Taiwan dapat secara langsung berhadapan dengan kontrol tersebut dan meningkatkan risiko kepatuhan, sementara patokan ke dolar AS dapat menghindarinya dengan menyelaraskan pada norma aset digital global yang sudah ada.
Pendekatan regulasi yang terstruktur mencerminkan strategi hati-hati Taiwan terhadap integrasi aset virtual. Dengan membatasi penerbitan awal pada lembaga keuangan mapan, regulator ingin memastikan stablecoin masuk ke pasar di bawah rezim kepatuhan yang sepenuhnya dikembangkan.
Taiwan memperkirakan stablecoin itu akan diluncurkan pada paruh kedua 2026 jika semua tahap berjalan sesuai jadwal. Masa persiapan enam bulan setelah persetujuan legislatif akan memberi waktu bagi regulator untuk memfinalkan standar operasional, aturan perizinan, dan prosedur pengawasan.
Read next: Nansen Prepares to Launch First AI-Driven On-Chain Trading Terminal

